perilaku organisasi
oleh :
hamdani hakim
11421021
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
.......................................................................................................................1
BAB I.....................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..............................................................................................................2
Latar
Belakang.................................................................................................................2
Rumusan
Masalah..........................................................................................................2
Tujuan
Penulisan............................................................................................................3
Sistematika
penulisan..................................................................................................3
BAB
II ..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN
................................................................................................................4
Pengertian
Organisasi..................................................................................................4
Pengertian
perilaku.......................................................................................................5
Pengertian perilaku
organisasi.................................................................................7
Komunikasi
Organisasi.................................................................................................7
Perilaku organisasi menurut perspektif islam dan
barat..............................9
Tujuan memahami perilaku
organisasi................................................................13
Sumbangan beberapa di siplin
ilmu terhadap perilaku organis..............13
BAB
III.................................................................................................................................15
Kesimpulan.......................................................................................................................15
Saran....................................................................................................................................15
Daftar
pustaka.................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Seorang pemimpin organisasi memiliki andil yang sangat
besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
Pemimpinlah yang menentukan kemana organisasi mau dibawa dan bagaimana
pergerakan semua elemen yang ada dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan itu tentu bukan perkara mudah,
karena ada faktor manusia yang ada dalam organisasi yang seringkali memunculkan
masalah yang rumit dan sulit dipecahkan dibanding masalah-masalah teknis.
Memahami perilaku individu-individu dalam organisasi bukan
pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin. Setiap individu adalah unik
(berbeda). Setiap individu menuntut perlakuan, sikap dan tindakan yang berbeda
dari yang lainnya. Di samping individu, di dalam organisasi juga ada kelompok.
Untuk memahami perilaku kelompok jauh lebih sulit lagi karena di dalam kelompok
itu terdapat banyak individu yang mana masing-masing individu adalah berbeda.
Lalu bagaimana dengan memahami perilaku organisasi ?. Tentu saja bukan pekerjaan
yang mudah bagi seorang pemimpin untuk memahami perilaku organisasi. Meski
tidak mudah namun hal itu dapat menjadi pekerjaan yang menantang bagi seorang
pemimpin. Untuk lebih memahami hal ini maka pada bab pembahasan.
- Rumusan masalah
1.
Apa pengertian organisasi ?
2.
Apa pengertian perilaku ?
3.
Apa pengertian perilaku organisasi
?
4.
Bagaimana komunikasi dalam organisasi ?
5.
bagaimana perilaku organisasi
menurut perspektif islam dan barat ?
6.
Apa tujuan memahami perilaku organisasi ?
7.
Sumbangan beberapa Disiplin ilmu
Terhadap perilaku organisasi ?
C.
Tujuan penulisan
1.
Mengetahui pengertian organisasi
2.
Mengetahui pengertian perilaku
3.
Mengetahui pengertian perilaku
organisasi
4.
Mengetahui komunikasi dalam
organisasi
5.
megetahui tujuan memahami perilaku
organisasi
6.
mengetahui sumbangan beberapa
disiplin ilmu terhadap perilaku organisasi.
D. Sistematika penulisan
BAB I merupakan bab pendahuluan dari
makalah ini, yang terdiri sebagai berikut :
1.
Latar belakang
2.
rumusan masalah
3.
Tujuan penulisan
4.
Sistematika penulisan
BAB II Merupakan bab pembahasan
yang terdiri dari isi makalah yang
membahas tentang perilaku organisasi.
BAB III Merupakan bab bagian terakhir atau penutup
yang terdiri dari :
1.
Kesimpulan
2.
kritik dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Organisasi.
Istilah organisasi
bukanlah hal yang asing bagi kita, karena dari pertama kita menimbah ilmu pada
tingkat pertama kita sudah dikenalkan dengan salah satu organisasi kesiswaan
seperti osis. Dalam masyarakatpun sering kita jumpai yang namai organisasi.
baik organisasi kepemudaan maupun organisasi pemerintahan. tetapi tahukah anda
akan pengertian organisasi itu sendiri ?. banyak para pakar dunia yang
memaparkan pengertian organisasi organisasi, berikut ini pengertian organisasi
yang dipaparkan oleh beberapa ahli :
James D mooney
berpendapat bahwa “Organization
is the form of every human, association for the assignment of common purpose”
atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan
bersama.
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Lubis
dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan
organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan
mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa
dipisahkan secara tegas dari lingkungannya
Robins,S.P.,(1986),
yang menyatakan bahwa, “Organization is a
conscionly coordinated social units, composed of two or more people, that
function on a relatively continuous basis to achieve a common goal or set of
goals.” ( Organi-sasi satuan sosial yang terkordinasi secara sadar, terdiri
dari dua orang atau lebih yang berfungsi
atas dasar yang relatif kontinu untuk mencapai suatu tujuan atau
serangkaian tujuan bersa-ma). Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari
pola aktifitas kerjasama yang di lakukan
secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu
tujuan. (Gitosudarmo,I.,1997).
Chester L Bernard (1938) mengatakan
bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define
organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama
memiliki visi dan misi yang sama.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
Dalam beberapa pengertian organisasi disebutkan haruslah memiliki tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai tujuan tersebut maka sebuah organisasi akan membentuk karakteristik anggotanya agar sesuai dengan tujuannya tersebut.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
Dalam beberapa pengertian organisasi disebutkan haruslah memiliki tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai tujuan tersebut maka sebuah organisasi akan membentuk karakteristik anggotanya agar sesuai dengan tujuannya tersebut.
Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan
bahwa sekumpulan orang yang dapat dikatakan organisasi jika memenuhi empat
unsur pokok, yaitu : (1). organisasi merupakan suatu sistem, (2). adanya suatu
pola aktivitas, (3). adanya sekelompok orang, (4). adanya tujuan yang telah
ditetapkan.
B.
Pengertian perilaku
Pengertian perilaku
dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, bertindak dan lain sebagainya, yang merupakan
refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga
diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi
yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan
nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),
Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala
perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 1987:1). Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai
suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa
perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan
tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku
adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
dipelajari
Teori perilaku
menurut Douglas McGregor adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku
tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep
teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side
Enterprise di mana para manajer atau pemimpin organisasi perusahaan memiliki
dua jenis pandangan terhadap para pegawai
atau karyawan yaitu teori x atau teori y. Berikut ini merupaka
penjelasan mengenai teori X dan Y.
a.
Teori X
Teori ini menyatakan
bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja
serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan
namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja
para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Lebih lanjut menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang
ini pada hakekatnya, yaitu:
Ø
Tidak
menyukai bekerja
Ø
Tidak
menyukai kemauan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan
atau diperintah.
Ø
Mempunyai
kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.
Ø
Hanya
membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
Ø
Harus
diawasi secar ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi.
b.
Teori Y
Teori ini memiliki
anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari
lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena
mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan.
Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami
tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak
harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor
menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk
melepaskan tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi
yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang
untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
C.
Pengertian perilaku
organisasi
Ada banyak definisi yang di kemukakan para ahli perilaku
organisasi. Robbins, S.P., (1984 dan
1986) mengemukakan, “behavior concern it self with the actions people do
that can be observed or measured.”( perilaku yang berkenaan dengan
tindakan-tindakan manu-sia yang dapat di amati atau di ukur).
Jadi yang di maksud dengan perilaku dalam perilaku
keorganisasian adalah perilaku manusia atau tindakan, sika manusia yang dapat
di ukur atau di amati.
Nimran(1996) mengartikan maksud
tersebut sebagai “ perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelediki
pengaruh yang di timbulkan oleh
individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku manusia di dalam organisasi
dengan tujuan menerapkan peng-etahuan
yang didapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.”
D. Komunikasi organisasi
komunikasi dalam organisasi merupakan salah satu
persyaratandari keberhasilan organisasi. ada dua dimensi komunikasi yang lazim
terjadi dalam sebuah organisasi yaitu:
Ø
komunikasi vertikal (antar
pemimpin dan bawahan)
Ø
komunikasi horizontal ( antar
bawahan dengan bawahan dan pemimpin dengan pemimpin)
dari dua dimensi komunikasi ini, biasanya akan didukung oleh tiga
sistem komunikasi yaitu:sistem instruktif
biasanya
berlaku antara pemimpin dan bawahannya. adapun alur pembicaran yang di gunakan
biasanya hanya satu arah saja. adapun sifat dari materi komunikasi adalah
mutlak dimna seorang bawahan yang menjadi komunikan harus melaksanakan apa saja
yang di sampaikan oleh pemimpin yang dalam hal ini berperan sebagai
komunikator.
a.
sistem koordinatif
sistem
ini dapat di lakukan pada dua level dimensi tersebut. kelaziman yang berkembang
di dalam organisasibiasanya menggunakan bahasa koordinatif sebagai sistem
penghubung antar organisasi dan intern organisasi. Adapun materi komunikasi yang biasa di
koordinasikan adalah kebijakan-kebijakan yang sifatnya politis dan taktis.
b.
sistem konsultatif
Sama halnya dengan koordinatif, sistem
konsultatif juga berlaku dalam dua level dimensi yang suda di jelaskan di awal.
adapun perbedaannya terletak pada terletak pada materi yang di komunikasikan.
biasanya hal-hal yang di konsultasikan
menyangkut kebijak-kan- kebijakan intrn organisasi antara bawahan sebagai
pelaksana di lapangan yang akan bersinggungan lansung dengan permasalahan,
dengan pimpinan untuk memberikan dengan permasalahan, dengan pimpinan untuk
memberikan kelonggaran-kelonggaran dan toleransi yang memungkinkan.
Adapun islam memiliki beberapa dasar konseptual tentang komunikasi di
dalam organisasi. bagian-bagian tepenting sebagai berikut:
قولا سديدا perkataan yang benar (Qs.An-nisal :9)
قولا بليغا perkataan yang berbekas pada jiwa
(An-nisa: 63)
قولا ميسورا perkataan yang
mudah di pahami (al-isra: 28)
قولا لينا perkataan yang lemah lembut
(Thaha : 24)
قولا كريما perkataan yang mulia (al-isra:23)
قولا
معروفا perkatan
yang baik (an-nisa: 5)
Rasullah
saw. dalam menyampaikan dakwahnya yang memberikan hasil sangat menakjubkan. ,
untuk itu, bagi pemimpin-pemimpin muslim melaksanakan dasar konseptual
komunikasi ini juga teramat sangat penting karena sebagaimana yang sudah diutarakan
sebelumnya, dan dalam konsep ini harus juga ada dalam perilaku organisasi.
E. Perilaku organisasi menurut perspektif islam dan barat
a. menurut perspektif islam
Islam sebagai agama yang universal, integral
dan komprehensif, merupakan ajaran Ilahiyyah yang tidak meyisihkan satu
permasalahan pun dalam hidup ini, kecuali termaktub dan terangkum dalam pokok
ajarannya. Sebuah kesalahan yang besar apabila seseorang melihat Islam meupakan
ajaran yang parsial dan tidak menyentuh lini terkecil sekalipun dalam tatanan
hidup ini. Dan Islam sebagai ajaran Samawi tidak pernah membedakan antara ilmu
kauni dengan ilmu syar’i. Keduanya merupakan dua sayap yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Hal ini sangat relevan sekali dengan apa yang
dikatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullah “Bahwa ilmu hanya menginduk kepada dua
pokok saja, apabila dilihat dari segi kebutuhan manusia. Yaitu ilmu fikih dan
kedokteran”. Ungkapan ini menunjukkan betapa Islam tidak membedakan antara
kebutuhan berskala duniawi, yang dengan itu akan mengantarkan kepada kemaslahatan
kewajiban syar’i.
Adapun bahasa baku yang mewakili berjalan rapinya tatanan kehidupan suatu komunitas dengan segala kebutuhannya. Kemudian dipenuhinya segala hak dan kewajiban segala unsur yang terkandung di dalamnya. Inilah yang disebut dengan Terorganisir secara Organisasi. Atau kalau boleh dibahasakan dengan kata Shaffan di dalam surat Ashshaf ayat: 4. Yaitu; tersusun dengan rapi. Bukan komunitas yang bercerai-berai tanpa aturan dan tujuan yang jelas.
Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh .
Mengapa menjadi suatu kemestian bagi manusia untuk hidup di bawah peraturan yang mengetur semua lini kehidupan? Kemudian dijalankan oleh seorang pemimpin yang kapabel secara kapasitas? Dengan sendirinya keragaman hidup secara socity terasa aman, adil, makmur dan legowo dirasakan secara merata? Jawabannya adalah: Karena hampir bisa dipastikan, bahwa tak satu pun makhluk di dunia ini yang terlepas dari komunitas antar sesama mereka. Manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Allah, merupakan komunitas yang satu sama lain saling membutuhkan. Bahkan, di dalam Al-Quran dan hadits sangat banyak sekali kita temukan seruan Allah Swt. dan rasulullah Saw. untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki agar dikelola secara rapi dan terencana.
Nilai ini yang sarat dengan tuntunan Sunnah Nabawiyyah. Di mana rasulullah Saw. bersabda “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di antara kalian, yaitu mereka yang apabila melakukan suatu pekerjaan kemuadian ia tuntaskan . (H.R Atturmudzi).
Adapun bahasa baku yang mewakili berjalan rapinya tatanan kehidupan suatu komunitas dengan segala kebutuhannya. Kemudian dipenuhinya segala hak dan kewajiban segala unsur yang terkandung di dalamnya. Inilah yang disebut dengan Terorganisir secara Organisasi. Atau kalau boleh dibahasakan dengan kata Shaffan di dalam surat Ashshaf ayat: 4. Yaitu; tersusun dengan rapi. Bukan komunitas yang bercerai-berai tanpa aturan dan tujuan yang jelas.
Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh .
Mengapa menjadi suatu kemestian bagi manusia untuk hidup di bawah peraturan yang mengetur semua lini kehidupan? Kemudian dijalankan oleh seorang pemimpin yang kapabel secara kapasitas? Dengan sendirinya keragaman hidup secara socity terasa aman, adil, makmur dan legowo dirasakan secara merata? Jawabannya adalah: Karena hampir bisa dipastikan, bahwa tak satu pun makhluk di dunia ini yang terlepas dari komunitas antar sesama mereka. Manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Allah, merupakan komunitas yang satu sama lain saling membutuhkan. Bahkan, di dalam Al-Quran dan hadits sangat banyak sekali kita temukan seruan Allah Swt. dan rasulullah Saw. untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki agar dikelola secara rapi dan terencana.
Nilai ini yang sarat dengan tuntunan Sunnah Nabawiyyah. Di mana rasulullah Saw. bersabda “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di antara kalian, yaitu mereka yang apabila melakukan suatu pekerjaan kemuadian ia tuntaskan . (H.R Atturmudzi).
Perkembangan demi perkembangan di dunia ini, membawa kita ke
arus di mana manusia tidak bisa lagi lepas dari struktur dan pemimpin yang
mengayomi kelestarian antar sesama. Apabila kita kaitkan tema di atas dengan
kehidupan berorganisasi; Maka penulis meyakini seyakin-yakinnya “Bahwa
organisasi merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan kemaslahatan bersama”.
Terutama organisasi yang sesuai dengan tuntunan syari’at kita.
Betapa tidak? Contoh sederhananya saja sebuah organisasi kekeluargaan. Betapa kemaslahatan dan aspirasi bersama begitu terbantu dan tersalurkan melalui peran yang dijalankan oleh mereka yang berperan di skala struktural (pengurus). Sehingga makna dari sebuah kepedulian yang begitu dijunjung tinggi oleh Islam derasapi dan terwujud secara merata.
Di samping itu, kehidupan berorganisasi yang sesuai dengan tuntunan Islam merupakan salah satu bentuk dari penterjemahan dari nilai kebersamaan. Di mana seseorang tidak lagi memikirkan dirinya secara individualistik. Tapi ia kini sudah menjadi orang yang memiliki nilai lebih dari yang lain. Yaitu; Hidup untuk orang lain. Rambu-rambu Dalam Ber-Organisasi
Aktif di organisasi manapun dan kapan pun, menuntut kita untuk senantiasa berada di bawah rambu-rambu kebenaran. Artinya; Bahwa agama kita yang agung ini telah menggariskan segala tata-cara dalam bentuk aktivitas sekecil apapun. Karena Islam sangat dikenal dengan ajaran yang paling sempurna dan terjamin dalam menuntun pemeluknya ke arah yang benar.
Bicara tentang rambu-rambu (Dhawabith) di dunia organisasi yang sudah sangat mendunia di kalangan generasi sekarang, merupakan suatu kemestian menurut penulis. Karena bila kita kaitkan dengan perspektif Islam, maka tidak bisa dipisahkan dari tuntunan yang diberikan oleh Islam itu sendiri. Berikut beberapa poin terpenting penulis paparkan; Agar lebih terarahnya kerja kita dalam beramal melalui wadah atau sarana di mana kita geluti. Karena apa pun amal di dunia ini bila tidak didasari kepada acuan Islam, maka urusan tersebut jauh dari nilai Ilahiyah. Yaitu pahala dari Allah Swt..
Berikut penulis cantumkan, sekilas tentang panduan bagi kita yang berkhidmah untuk Islam melalui media organisasi:
Betapa tidak? Contoh sederhananya saja sebuah organisasi kekeluargaan. Betapa kemaslahatan dan aspirasi bersama begitu terbantu dan tersalurkan melalui peran yang dijalankan oleh mereka yang berperan di skala struktural (pengurus). Sehingga makna dari sebuah kepedulian yang begitu dijunjung tinggi oleh Islam derasapi dan terwujud secara merata.
Di samping itu, kehidupan berorganisasi yang sesuai dengan tuntunan Islam merupakan salah satu bentuk dari penterjemahan dari nilai kebersamaan. Di mana seseorang tidak lagi memikirkan dirinya secara individualistik. Tapi ia kini sudah menjadi orang yang memiliki nilai lebih dari yang lain. Yaitu; Hidup untuk orang lain. Rambu-rambu Dalam Ber-Organisasi
Aktif di organisasi manapun dan kapan pun, menuntut kita untuk senantiasa berada di bawah rambu-rambu kebenaran. Artinya; Bahwa agama kita yang agung ini telah menggariskan segala tata-cara dalam bentuk aktivitas sekecil apapun. Karena Islam sangat dikenal dengan ajaran yang paling sempurna dan terjamin dalam menuntun pemeluknya ke arah yang benar.
Bicara tentang rambu-rambu (Dhawabith) di dunia organisasi yang sudah sangat mendunia di kalangan generasi sekarang, merupakan suatu kemestian menurut penulis. Karena bila kita kaitkan dengan perspektif Islam, maka tidak bisa dipisahkan dari tuntunan yang diberikan oleh Islam itu sendiri. Berikut beberapa poin terpenting penulis paparkan; Agar lebih terarahnya kerja kita dalam beramal melalui wadah atau sarana di mana kita geluti. Karena apa pun amal di dunia ini bila tidak didasari kepada acuan Islam, maka urusan tersebut jauh dari nilai Ilahiyah. Yaitu pahala dari Allah Swt..
Berikut penulis cantumkan, sekilas tentang panduan bagi kita yang berkhidmah untuk Islam melalui media organisasi:
1.
Niatkan dari awal; Untuk
memaksimalkan kebaikan agar tersebar ke semua lini, dan meminimalisir
nilai-nilai kontradiktif dengan ajaran Islam.
2.
Ciri Organisasi yang benar,
senantiasa mengikuti dengan benar, menyampaikan semua aspirasi dengan
meyakinkan, logis, etis dan bijaksana. Tanpa merasa takut dalam mengungkapkan
kalimatulhaq meskipun pahit.
3.
Melangkah dengan niat untuk
peningkatan mutu dan skill. Tanpa mengenyampingkan norma-norma Islam Seperti; Pola
Interaksi yang Islami.
4.
Menguasai dan mewakili semua latar
belakang yang terlibat dalam kebijakan.
5.
Membaca semua situasi kondisi, dan
jajaran dibawah kita.
6.
Terjalinnya keterikatan kuat yang
dibalut dengan kepercayaan sesama anggota dan pemimpin.
7.
Kejelasan tujuan dan anggota yang terlibat
dalam suatu lembaga organisasi. Hanya untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran.
b.
perilaku organisasi
menurut perspektif barat
dalam
organisasi kita harus mengetahui perilaku manusia. Perilaku manusia adalah
suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya.
Sebagai contoh: seorang petani yang bekerja menanam padi di sawah, seorang
tukang parker yang melayani jasa memparkirkan mobil dan lain-lain. Setiap orang
akan melakukan perilaku yang berbeda dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi
ketika individu memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang dibawanya
adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman
masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik yaitu keteraturan
yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian dan lain
sebagainya. Jika karakteristik antara individu digabungkan dengan karakteristik
organisasi maka akan terwujud perilaku individu dalam organisasi . Jadi
perilaku individu dalam organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi antara
seorang individu dengan lingkungannya ( organisasi ).
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya . Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya. Sementara itu, karakteristik individu akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yaitu organisasi atau lainnya. Selain itu organisasi juga mempunyai karakteristik dan merupakan suatu lingkungan bagi individu. Karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi yang akan mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal “mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan dorongan utama aktivitas.
Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati, bahwa:
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya . Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya. Sementara itu, karakteristik individu akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yaitu organisasi atau lainnya. Selain itu organisasi juga mempunyai karakteristik dan merupakan suatu lingkungan bagi individu. Karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi yang akan mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal “mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan dorongan utama aktivitas.
Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati, bahwa:
a.
Perilaku timbul karena sutu sebab
b.
Perilaku diarahkan pada tujuan
c.
Perilaku yang dapat
diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program, merangkai
sperpart computer, dll.
d.
Perilaku yang tidak
langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting dalam mencapai
tujua
e.
Perilaku
bermotivasi.
Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dala susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang,
Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dala susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang,
- F. Tujuan memahami perilaku organisasi
setiap
disiplin ilmu pati memiliki tujuan. begitu halnya dengan perilaku organisasi.
menurut Nimran (1996), tujuan memahami perilaku organisasi adalah:
a.
Prediksi
Bisa memprediksi perilaku orang lain merupakan suatu
keuntungan besar karena dengan begitu kita dapat menjalin komunikasi dengan
baik dengan orang tyersebut. dengan bisa
memprediksi perilaku orang lain, kita dapat berpikir, bersikap, dan bertindak,
dengan tepat dalam berkomunikasi dengan
orang tersebut. Dengan demikian mis-communication bisa di kurangi atau di
diminimalisasi.
b.
Eksplanasi
Tujuan kedua mempelajari perilaku organisasi adalah untuk
menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Eksplanasi
berarti kita akan berusaha menjawab pertanyaan “mengapa” suatu peristiwa
terjadi.
c.
Pengendalian
Tujuan mempelajari perilaku organisasi adalah untuk
pengendalian. semakin banyak perilaku individu atau kelompok dalam organisasi
yang dapat di peridiksi dengan tepat, dapat di jelaskan dengan baik, maka
pemimpin organisasi akan semakin mudah
dalam melakukan fungsi pengendalian
atas perilaku individu maupun kelompok akan menjadi positif dan fokus
pada pencapaian tujuan.
- G. Sumbangan beberapa di siplin ilmu terhadap perilaku organisasi
perilaku orgnisasi merupakan disiplin ilmu yang relatif
baru yang merupakan ilmu keperilakuan
tarapan. ilmu ini di bangun dari sejumlah disiplin ilmu kepiralakuan
lain yang suda lama ada. Ada sejumlah disiplin ilmu yang memberikan kontribusi
terhadap ilmu perilaku organisasi, antara lain psikologi, sosiologi, psikologi,
antropologi, dan politik.
a.
Psikologi
psikologi
adalah ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mengukur, menjelaskan dan
kadang-kadang mengubah perilaku manusia. oleh karena itu psikologi berupaya
memahami perilaku individu. sumbangan psikologi
yang nyata di sarankan dalam perilaku organisasi berkaitan dengan proses
belajar, kepribadian, konseling, dan psikologi organisasi. Secara spesifik
sumbangan psiklogi terhadap perilaku organisasi berkenaan dengan
masalah-masalah kebosanan, kelelahan, kondisi kerja,persepsi,kepribadian,
latihan, kepemimpin-an, motivasi, pengambilan keputusan, dan pengukuran sikap.
b.
Sosiologi
Sosiologi
mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan perannya. sosiologi
mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. sumbangan sosiologi
terhadap perilaku organisasi berkenaan dengan perilaku kelompok dalam
organi-sasi, dinamika kelompok, proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur
organisasi, struktur organisasi, birokrasi, komunikasi, satatus, kekuasaan,
konflik, dll.
c.
Psikologi sosial
ilmu
psikologi sosial mempelajariperilaku antar peribadi. psikologi berusaha
menjelaskan tentang bagaimana dan mengapapara individu berperilaku tentu dalam
kegia-tan kelompoknya. kontribusi ilmu ini terhadap perilaku organisasi adalah
berkenaan den-gan masalah perubahan, bagaimana menerapkan perubahan, dan
begaimna mengurangi hambatan agar perubahan dapat diterima.
d.
Antropologi
antropologi
mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk, manusia dan aktifitasnya.
cara kita berperilaku merupakan fungsi merupakan fungsi dari kebudayaan kita.
kontribusi lain adalah masalah nilai, sikap, norma,dan perilaku yang dapat di
terima, yang mempengaruhi cara orang bertindak.
e.
Ilmu politik
politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam
suatu lingkungan politik. kontribusi politik dalam perilaku organisasi adalah
struktur konflik, alokasi kekuasaan, dan
bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
perilaku
organisasi adalah suatu displin ilmu yang mempeelajari bagaimana perilaku
tingkat individu, tingkat kelompok serta dampaknya terhadap kinerja ( baik
kinerja individu, kelompok maupun organisasi ).
pada bagian akhir bab di atas dapat di simpulkan bahwa dalam mengelola
organisasi seorang pemimimpin harus mengetahui bagaimna perilaku manusia yang ada
dalam organisasi tersebut ; mulai dari
perilaku individu hingga kelompok. perilaku organisasi sangat berpengaruh pada
jalannya suatu organisasi yang akan dijalankan. oleh karena itu perilaku
organisasi sangat penting untuk diperhatikan dalam sebuah organisasi. dan juga
dalam berorganisasi harus memperhatikan syarat-syarat berorganisasiDalam
perkembangannya perilaku organisasi tidak berdiri sendiri, tetapi di pengaruhi
oleh beberapa di siplin ilmu yang lain, seperti ilmu politik, manajamen, hukum,
ekonomi, sejarah, sosiologi, psikologi, komunukasi dan teknologi informasi.
Juga tidak keluar dari prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran islam ( syari’ah
).
- Saran
saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, untuk lebih meningkatkan kemampuan, dan mutu dalam penulisan makalah
selanjutnya, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, untuk lebih
memotivasi diri saya sebagai mahasiswa. Didalam meningkatkan wawasan dan
keilmuan, dalam menyusun makalah selanjutny
DAFTAR PUSTAKA
1.
Perilaku organisasi Dr.sopiah,M.Pd.,MM. penerbit Andi yogyakarta 2008
2.
kepemimpinan islam Aunur Rohim Fakih& IIP Wijayanto. UII Press april 2001 M
3.
Sutarto, (1985). Dasar-dasar Organisasi.
Gadjah Mada University: Yogyakarta.
4.
Lubis, Hari & Huseini,
Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Pusat Antar
Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta
terimakasih .. sangat bermanfaat :)
BalasPadamTerimakasih kaka
BalasPadam