PENGERTIAN, NAMA DAN SEJARAH
MUNCULNYA AQIDAH ILMU KALAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan
kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Aqidah islam yang berjudul “Pengertian, Nama dan sejarah munculnya Aqidah ilmu kalam” dengan baik dan lancar.
Penulisan makalah ini tidak
akan selesai tanpa bantuan dari pihak –pihak yang mendukung. teman –teman yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini, masih terdapat kesalahan dan kekurangan, Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
- Latar Belakang............................................................................................. 1
- Rumusan masalah......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
- Pengertian Aqidah Ilmu Kalam............................................................ ....... 2
- Nama-nama Aqidah Ilmu Kalam…………………………………….. 3
- Ruang lingkup aqidah ilmu kalam……………………………………........ 3
- Sejarah munculnya aqidah ilmu kalam………………………………......... 3
- Sumber-sumber Ilmu kalam………………………………………….. 5
- Faktor-faktor timbulnya ilmu kalam…………………………………........ 6
- Hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keislaman lainnya.................... 7
1.
Titik persamaan……………………………………………………. 7
2.
Titik perbedaan............................................................................... ....... 7
BAB
III PENUTUP............................................................................................... 9
Kesimpulan.................................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aqidah ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas
ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang yang ingin menyelami
seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari akidah yang terdapat
dalam agamanya. Mempelajari akidah/teologi akan memberi seseorang
keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat , yang tidak mudah
diombang-ambingkan oleh peredaran zaman.
Teologi
dalam Islam disebut juga ilmu At-Tauhid.
Kata Tauhid mengandung arti satu/esa dan keEsaan dalam pandangan Islam merupakan
sifat yang terpenting diantara sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut
juga ilmu kalam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertia aqidah ilmu kalam, nama-nama dan ruang
lingkupnya?
2.
Bagaiman sejarah munculnya aqidah ilmu kalam dan
sumber-sumbernya?
3. Apa faktor-faktor timbulnya ilmu kalam?
4.
Bagaiman hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keIslaman
lainnya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aqidah Ilmu Kalam
Aqidah Ilmu Kalam secara bahasa terdiri dari
kata Aqidah dan ilmu kalam . Aqidah berasal dari bahasa
arab yaitu aqidah, aqid, uqad, uqud, I’tiqad yang artinya ikatan, perjanjian
dan keyakinan. Sedangkan ilmu kalam artinya Ilmu yang
membicarakan/membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan). Jadi
Aqidah Ilmu Kalam artinya ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan
seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan
disertai alasan-alasan yang rasional. Secara istilah pengertian aqidah
ilmu kalam yaitu :
1.
Menurut Musthafa Abdul Raziq definisi aqidah
ilmu kalam adalah ilmu yang berkaitan dengan aqidah imani yang dibangun dengan
argumentasi-argumentasi rasional. [1]
2.
Menurut Al-Farabi definisi aqidah ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi
semua yang mungkin mulai yang berkenaan
dengan masalah dunia sampai
masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam
3.
Menurut Ibnu Khaldun definisi aqidah ilmu kalam
adalah ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang
diperkuat dalil-dalil rasional.
4.
Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi ilmu kalam
adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat
yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan juga
tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan muhal dari mereka.
[2]
B.
Nama-nama aqidah ilmu kalam
Aqidah ilmu kalam atau yang biasa disebut
dengan ilmu kalam mempunyai beberapa nama yaitu ilmu ushuluddin, ilmu
tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin
karena membahas pokok-pokok agama, disebut ilmu tauhid karena membahas
keesaan Allah swt. Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh
al-akbar. karena menurut persepsinya hukum Islam yang dikenal dengan
istilah fiqh terbagi menjadi dua yaitu fiqh al-akbar (membahas keyakinan/
pokok-pokok agama/ilmu tauhid dan fiqh al-asghar (membahas hal-hal yang
berkaitan dengan masalah muamalah). Teologi Islam merupakan istilah yang
diambil dari bahasa inggris, theology William L Reese mendefinisikan
dengan “discourse or concerning” (diskursus/pemikiran tentang Tuhan[3]).
Dengan mengutip William Ockhan Reese lebih lanjut mengatakan “Theologi to be a discipline
and independent of both philoopy and science” (teologi merupakan disiplin ilmu
yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu
pengetahuan). Sementara itu Gove menyatakan bahwa teologi adalah
penjelasan tentang keimanan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.
C.
Ruang lingkup aqidah ilmu kalam
Masalah yang dibahas dalam aqidah ilmu kalam adalah
mempercayai adanya Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah,
hari kiyamat, Qadha’ dan Qadar, Akhirat, akal dan wahyu, surga , neraka, dosa
besar, dan masalah iman dan kafir. yang diperkuat dengan-dengan dalil-dalil
rasional agar terhindar dari aqidah-aqidah yang menyimpang.
D.
Sejarah kelahiran aqidah ilmu kalam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam
dipicu persoalan politik yang menyangkut peristiwa terbunuhnya Usman bin affan
yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan
antara . Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi perang siffin
yang berakhir dengan keputusan Tahkim (arbitrase). sikap ali yang menerima tipu
muslihat Amr bin Ash(utusan Mu’awiyah dalam tahkim), sungguhpun dalam keadaan
terpaksa , tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. mereka berpendapat bahwa
persoalan yang terjadi saat itu tidak
dapat diputuskan melalui tahkim. Putusan datang dari Allah dengan kembali
kepada hukum-hukum Al-Qur’an La Hukma Ila Lillah(tidak ada hukum selain
dari hukum Allah). atau La Hukma Illa Allah( tidak ada perantara selain Allah)
menjadi semboyan mereka . mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat
salah sehingga meninggalkan barisannya, mereka terkenal dengan nama khawarij. dan
kelompok yang tetap mendukung Ali bin Abi Thalib dikenal dengan nama syiah. [4]
Harun lebih lanjut mengatakan bahwa persoalan
kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan
siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam
dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij sebagaimana yang telah
disebutkan, memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim
yakni Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah kafir berdasarkan
firman Allah surat Al-Maidah ayat 44.
Persoalan ini telah menimbulkan tiga alioran teologi
dalam Islam yaitu:
- Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
- Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.
- Aliran Mu’tazilah , yang tidak menerima pendapat kedua diatas. Bagi mereka orang yang berdosa besar bukan kafir , tetapi bukan mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahjasa arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah manzilatain(posisi diantara dua posisi). dalam Islam timbul pula dua aliran teologi yang terkenal dengan Qadariyah dan Jabariyah. menurut Qadariyah, manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. adapun Jabariyah berpendapat sebaliknya, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam yaitu aliran Asy’ariyah dan Aliran Maturidiyah.
E.
Sumber-Sumber Ilmu Kalam
Pembahasan ilmu kalam selalu berdasarkan/bersumber
pada dua dalil yaitu dalil naqli(al-qur’an dan hadits) dan dalil
aqli (dalil fikiran)[5]. Sebagai
sumber Ilmu Kalam, Al-qur;an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan
masalah ketuhanan, diantaranya adalah
- Q. S. Al-Ikhlas(112):3-4. ayat ini menunjukkan bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak satupun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
- Q. S. Asy-Syura(42):7. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
- Al-Furqan(25):59. ayat ini menunjukkan bahwa tuhan Yang Maha Penyayang bertahta diatas Arsy. Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada diantara keduanya.
- Q. S. Al-Fath. (48):10. ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai tangan yang selalu berada diatas tangan-tangan orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
- Q. S. Thaha(20):39. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai mata yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak , termasuk gerakan hati makhluknya.
- Q. S. Ar-Rahman(55):27. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai wajah yang tidak akan rusak selama-lamanya.
- Q. S. An-Nisa’(4)125. ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama . seseorang dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
F.
Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam
1.
Faktor dari dalam(intern) :
a.
Sebagian orang musyrik ada yang mentuhankan
bintang-bintang sebagai sekutu Allah. hal ini ditolak dengan firman Allah surat
Al-An’am ayat 76-78.
b.
Ada yang mentuhan kan Nabi Isa as. Hal ini ditolak
dengan firman Allah surat Al-Maidah ayat 116.
c.
Orang-orang
yang menyembah berhala. Hal ini ditolak dengan firman Allah surat
al-an’am ayat 74.
d.
Golongan yang tidak percaya akan kerasulan nabi(nabi
Muhammad saw. ) dan tidak percaya akan kehidupan akhirat. hal ini ditolak
dengan firman Allah surat al-Ambiya’ ayat 104.
e.
Golongan
orang-orang yang mengatakan semua yang terjadi di dunia ini adalah
perbuatan Tuhan semuanya dan Soal politik (Khilafah) pemimpin negara. yang dimulai ketika Rasulullah
meninggal dunia serta peristiwa terbunuhnya usman dimana antara golongan yang
satu dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang
paling benar.
2.
Sebab dari luar (ekstern) yaitu:
a.
Danyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula
beragam yahudi, masehi dan lain-lain, setelah fikiran mereka tenang dan sudah
memegang teguh Islam , mereka mulai mengingat-ingat agama mereka yang dulu dan
dimasukkannya dalam ajaran-ajaran Islam.
b.
Golongan Islam yang dulu, terutama golongan mu’tazilah
memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan membantah alasan-alasan
mereka yang memusuhi Islam. mereka tidak akan bisa menghadapi
lawan-lawanya kalau mereka sendiri tidak
mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya beserta dalil-dalilnya. sehingga
kaum muslimin memakai filsafat untuk menghadapi musuh-musuhnya.
c.
Para mutakallimin ingin mrngimbangi lawan-lawanya yang
menggunakan filsafat , dengan mempelajari logika dan filsafat dari segi
ketuhanan.
G.
Hubungan aqidah ilmu kalam dengan ilmu keIslaman
lainnya (filsafat dan tasawwuf)
1.
Titik persamaan
Ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf mempunyai obyek
kemiripan. Obyek ilmu kalam
ketuhanan dan yang berkaitan dengan-Nya. Obyek kajian filsafat adalah masalah
ketuhanan disamping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada.
Sementara itu obyek kajian tasawwuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan
terhadap-Nya. Jadi dilihat dari aspek objeknya, ketiga ilmu itu membahas
masalah yang berkaitan dengan ketuhanan. Argumentasi filsafat sebagaimana ilmu kalam dibangun diatas dasar
logika. Oleh karena itu , hasil kajiannya bersifat spekulatif(dugaan yang tak
dapat dibuktikan secara empiris, riset, dan eksperimen). [6] Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawwuf
berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran yang rasional.
2.
Titik Perbedaan
Perbedaan diantara ketiga ilmu itu tersebut terletak
pada aspek metodologinya. Ilmu kalam , sebagai ilmu yang menggunakan
logika di samping argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk
mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai
ketuhananya . Sebagian ilmuwan bahkan
mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan
pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan
pendekatan rasional. Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode
rasional. filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan (mengembarakan
atau mengelana) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh)
serta universal tidak merasa terikat
oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Adapun
ilmu tasawwuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio. Sebagai
sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawwuf bersifat
subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Dilihat dari aspek
aksiologi(manfaatnya), teologi diantaranya berperan sebagai ilmu
yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan
secara rasional. Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang lebih
berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang yang mempunyai rasio
secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan dan
kajian langsung. Adapun tasawwuf lebih peran sebagai ilmu yang memberi
kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak
memperoleh yang ingin dicarinya. Sebagian orang
memandang bahwa ketiga ilmu itu memiliki jenjang tertentu . jenjang
pertama adalah ilmu kalam, kemudian filsafat dan yang terakhir adalah ilmu
tasawwuf. [7]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Pengertian Aqidah Ilmu kalam adalah artinya ilmu yang
mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan
menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional. Nama-nama
ilmu kalam yaitu ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam.
dan Ruang lingkupnya adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat
dengan-dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqiah-aqidah yang
menyimpang.
2.
Sejarah munculnya ilmu kalam adalah ketika Rasulullah
meninggal dunia dan peristiwa terbunuhnya usman diman antara golongan yang satu
dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling
benar. dan sumber-sunber ilmu kalam adalah dalil naqli(al-qur’an dan
hadits) dan dalil aqli (dalil fikiran)
3. Faktor timbulnya ilmu kalam ada dua yaitu
faktor intern dan ekstern.
4. Hubungan ilmu kalam dengan ilmu keIslaman
lainnya(filsafat dan tasawwuf mempunyai persamaan dan perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Razak. , Abdul. Dr. M. Ag.
2003. Ilmu Kalam. Bandung :CV Pustaka Setia . hlm. 13-27
Hanafi, Ahmad. M. A. 1974. Theologi
Islam(ilmu kalam). Jakarta: Bulan Bintang. hlm. 3-12
A. Nasir, Sahilun Drs. H.
1996. Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 28-29
Nasution, Harun. 1986. Teologi
Islam. Jakarta: Universitas Indonesia. hlm. 1-
Al-Ghazali. 1999. Tauhidullah.
Risalah Gusti: Surabaya
Abd Razak, Musthfa , Tamhid
Li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah, Lajnah Wa At-Tha’lif Wa At-Tarjamah wa
An-Nasyr. 1959. hlm. 265
Abduh, Muhammad . Risalah.
Tauhid, Ter. Firdaus An. Jakarta:Bulan Bintang.
Harun Nasution, Teologi Islam. Jakarta:Universitas Indonesia, 1986
Endang Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya:PT Bina
Ilmu . 1990. hlm. 174
Ahmad Hanafi MA. Theologi
Islam (ilmu kalam). Jakrta:Bulan Bintang. 1974. hlm. 6-13
Geogle. 09.00 wib
[1]
Musthofa Abd Razak, Tamhid Li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah, Lajnah Wa
At-Tha’lif Wa At-Tarjamah wa An-Nasyr, 1959, hlm. 265
[2]
Muhammad Abduh. Risalah. Tauhid, Ter. Firdaus An. Bulan Bintang, Jakarta, 1965 hlm. 25
[4]
Harun Nasution, Teologi Islam, Universitas Indonesia, Jakarta, 1986
[5]
Drs. H. Sahilun A Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada, 1996, hlm. 28
[6]
Endang Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT Bina Ilmu ,
Surabaya, 1990, hlm. 174
[7]
Ahmad Hanafi MA. Theologi islam (ilmu kalam), Bulan Bintang, Jakrta, 1974, hlm.
6-13
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
berkomentarlah dengan bijak sahabat semua.